Friday, June 7, 2013

Tata Cara Zazen

Zazen merupakan salah satu aspek pentinga dalam Zen Buddhisme. Za berarti Duduk sementara Zen--yang berasal dari kata Sanskrit Dhyana--berarti meditasi. Jadi, Zazen secara etimologis dapat diartikan sebagai "duduk bermeditasi". Zazen (Duduk dalam meditasi Zen) memfokuskan pada kesadaran (keacuhan, kepedulian), yang merupakan inti dari segala bentuk meditasi. Pikiran kita risau. Ia terus berkelana. Pada suatu waktu kita memikirkan satu hal dan pada saat lainnya sebuah pemikiran yang baru muncul.Kita sering absen dari dalam hati kitas endiri. pikiran kita secara permanen disibukkan oleh tuntutan-tuntutan, ilusi-ilusi, keinginan-keinginan, nafsu-nafsu, dan gangguan-gangguan lainnya. Bagaimanapun memikirkan tentang kehidupan tidaklah sama dengan kehidupan itu sendiri. Sangat esensial bagi kita untuk membenamkan diri kita sendiri dengan waktu dan untuk menyatu dengan apa pun kita menyebutnya, pada kehidupan sehari-hari atau selama melakukan Zazen (Duduk dalam keheningan).

Bernapas 
Perhatidan yang diberikan dalam meditasi Zen adalah berkonsentrasi pada napas dan tubuh. Yang lebih diutamakan adalah pernapasan perut (diafragma). Pernapasan ini menghubungkan antara tubuh dan mind dan membantu kita untuk mengeksplore lebih luas pada level yang lebih dalam terhadap eksistensi. Menarik napas melalui hidung turun ke pusat diafragma dan akan menenangkan pikiran. Selama menghembuskan napas secara perlahan-lahan, memperpanjang napas secara partikular sangat membantu. Dalam setiap proses pembuangan napas, terdapat semacam perasaan tentang "letting go, merelakan", tanpa adanya tujuan apa pun. Seseorang juga jangan memanipulasi napas. Pernapasan seharusnya dilakukan dalam keheningan, perlahan-lahan dan dalam keadaan tenang yang mendalam.


Tubuh dan Posisi Duduk
Seseorang duduk pada ujugn depan dari sebuah bantal meditasi bulat (Zafu), atau pada sebuah bangku meditasi kecil, dengan kedua lutut menyentuh tanah atau bertumpu pada tanah. Bantal atau bangku yang posisinya agak lebih tinggi, membantu kemiringan panggul depan dan membantu menempatkan tubuh pada lekukan tulang belakang dan mempertahankan postur yang tepat. Sebuah lapisan atau banket digunakan sebagai lapisan-bawah.
Tubuh bagian atas tegak lurus dimulai dari sendi-sendi panggul tetapi tidak kehilangan hubungannya dengan bumi. Yang terpenting adalah bahwa pinggul bekerja dan "membuka kepada". Jika pinggul tidak "terbuka", maka akan terlalu banyak tekanan pada kedua lutut dan paha. Tulang belakang terbentang dan dagu dimasukkan agak ke dalam. Mungkin akan membantu untuk membayangkan sebuah tali terhubung pada puncak kepala kita yang secara perlahan-lahan menaikkan tubuh kita. Kedua bahu kita santai, dan hidung harus secara langsung diarahkan ke pusar. Mata harus sedikit terbuka dan downcast (sedih, putus asa, susah) tanpa terfokus pada apa pun. dengan mata terbuka, kemungkinan untuk terbawa khayalan atau pikiran kita akan lebih kecil dan fantasi juga akan lebih mudah dikandaskan.

Postur-postur duduk dalam Zazen 


Ini merupakan posisi tangan ketika melakukan Zazen. Disebut dengan Mudra. 



Merupakan posisi Lotus Flower atau ada juga yang menyebutnya Full lotus flower 













Seorang Bhiksu Zazen dari Jepang mencontohkan bagaimana melakukan Zazen. Penjelasannya dalam bahasa Jepang, tapi kurang lebih menceritakan tentang tata cara melakukan Zazen, sejak dari awal hingga akhirnya, terutama terkait dengan postur-postur yang tepat dalam melakukan Zazen.


Sumber: Zazen , Zazen Instruction
diterjemahkan oleh: Fathimah al-Batul Abidatunillah
 

2 comments:

Post a Comment