Saturday, June 1, 2013

Aliran Hinayana dan Mahayana; dan aliran Tantrayana, Mantrayana, dan Vajrayana



DISKUSI BUDDHISME
PERBANDINGAN AGAMA-B SEMESTER 4

Hari, tanggal                    : Jum’at, 10 Mei 2013
Pukul                                : 13.00-15.00
Tempat                             : Fakultas Ushuluddin Lt. 5 ruang 507
Tema                                 : 1. Aliran Hinayana dan Mahayana
                                            2. Aliran Tantrayana, Mantrayana, dan Vajrayana
Moderator dan notulis   : Fathimah al-Batul Abidatunillah
Narasumber                     : 1. Noviah
                                            2. Ida Zubaedah
Pembanding                     : 1. Ida Zubaedah
                                            2. Nurjaman

Hasil diskusi:
Aliran Hinayana dan Mahayana
Noviah
Aliran Hinayana membawa ajaran-ajaran asli dari Buddha Gautama dengan kitab sucinya Tipitaka, yang terdiri dari Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abidhamma Pitaka. Aliran Hinayana yang berarti “kendaraan atau kereta kecil”, tidak menekankan pada upacara atau ritual-ritual keagamaan, tetapi lebih kepada meditasi. Aliran ini tidak menampung banyak orang untuk memperoleh kebahagiaan nirvana, karena prinsip pandangannya adalah bahwa setiap orang bergantung pada usahanya sendiri dalam mencapai kebahagiaan abadi, tanpa adanya penolong baik dari para dewa ataupun manusia Buddha. Aliran ini disebut juga ‘Theravada’ yang berarti jalan orang-orang tua. Buddha dipandang sebagai manusia penunjuk jalan dalam aliran ini, sehingga tidak ada praktik-praktik penyembahan terhadap Sang Buddha.
Cita-cita tertinggi dalam aliran Hinayana adalah mencapai Arahat. Aliran ini juga menekankan pada pencapaian kebijaksanaan, dan lebih menjaga kemurnian ajaran Buddha, sehingga tidak menambahkan ajaran-ajaran baru dengan alasan apa pun.
Aliran Mahayana merupakan aliran Hinayana yang mengalami pembaruan dengan diberi pelajaran-pelajaran ekstra. Aliran Buddhisme Mahayana berarti kendaraan besar atau kereta besar karena dapat menampung sebanyak-banyaknya orang yang ingin masuk ke nirvana. Berbeda dengan Hinayana yang mempertahankan kemurnian ajaran Buddha, aliran Mahayana memberikan kebebasan berpikir dalam menginterpretasikan kitab-kitab suci. Aliran ini terpecah ke dalam banyak sekte-sekte, karena kebebasannya dalam berpemikiran. Akan tetapi, aliran ini juga tersebar luas dari India, Asia Tengah (Mongolia dan Tibet), serta Asia Timur (Cina, Korea, Jepang) dengan berbagai modifikasi dan interpretasi yang masing-masing memiliki keunikan dalam interaksinya dengan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Aliran Mahayana bertujuan untuk mencapai Boddhisatva, calon Buddha yang bukan hanya untuk pencapaian pribadi atau diri sendiri, akan tetapi juga berupaya menyebarkan dharma kepada orang lain agar setiap orang dapat mencapai nirvana. Mahayana percaya bahwa Buddha bukanlah manusia biasa, melainkan semacam Dewa yang berasal dari golongan lebih tinggi dari manusia, sehingga dalam aliran ini ada kecenderungan untuk mendewakan Buddha Gautama dan sebagian menyembahnya. Aliran ini juga mempercayai adanya dewa-dewa lain yang berperan dalam kehidupan mereka, seperti Dewa Bumi, Dewi Kasih Sayang, Dewa Langit dan sebagainya. Hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan tempatnya berkembang, seperti Cina yang sejak berabad-abad sebelumnya telah memiliki keyakinan yang kuat terhadap dewa-dewa penjaga alam dan arwah leluhur; dan lain sebagainya. Dalam aliran Mahayana, keberadaan Sangha sangat berperan dalam pencapaian pencerahan masing-masing individu, karena sifat sosialnya yang tinggi. Lagipula, menurut Mahayana, satu sifat agama Buddha yang harus disebarkan adalah karuna (kasih sayang) sesama umat manusia, sehingga semua orang dapat diselamatkan oleh Sang Buddha, The Savior. Corak pemikiran dalam aliran Mahayana adalah liberal, sesuai dengan interpretasi masing-masing, tak heran jika aliran ini kemudian terpecah dalam banyak sekali sekte kecil. Tidak seperti Hinayana yang mempertahankan keutuhan dan kemurniannya, sehingga tidak banyak terjadi perpecahan, meskipun ada juga.



Tambahan dari pemakalah pembanding: Ida Zubaedah.
Pemakalah pembanding memberikan beberapa poin tambahan berkaitan dengan perbedaan antara aliran Hinayana dan Mahayana. Yaitu:


·         Manusia manusia adalah makhluk pribadi, apalagi dalam perjalanan menuju pencerahan, setiap orang bertanggungjawab hanya atas dirinya sendiri dan atas usahanya sendiri.
·         Nasib manusia ada di tangannya sendiri-sendiri dan tidak ada pertolongan dari dewa-dewa atau dari Buddha.

·         Boddhi
·         Rahib atau biarawan dan Biara merupaakn pusat rohani
Mahayana
·         Manusia adalah makhluk sosial yang dalam perjalanan pencerahan setiap orang juga memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan dan menolong dengan sesamanya.
·         Selain bergantung pada dirinya sendiri, nasib manusia juga ditentukan oleh rahmat bagi semua orang. Pertolongan dari para dewa juga berperan.
·         Karuna
·         Agama bagi orang awam.




Aliran Tantrayana, Mantrayana, Vajrayana
Ida Zubaedah

Aliran Tantrayana sudah ada sejak abad 500M sampai 1000M, merupakan aliran yang percaya pada occultisme (kegaiban). Aliran ini bersifat esoterik atau batin, sehingga diajarkan secara rahasia. Secara esoterik, tantrayana berarti menenun yang berkaitan dengan aktivitas batini manusia. Lama merupakan guru kebuddhaan yang pertama mengajarkan Tantra. Menurut Tantrayana, pencapaian kebuddhaan dapat diraih sekejap melalui upcara atau ritual-ritual keagamaan.

Aliran Mantrayana merupakan aliran yang tumbuh di India sejak abad ke 4M akan tetapi baru mendapatkan momentumnya pada abad ke-5M. Aliran ini tumbuh dan berkembang di India Selatan dan Barat Laut. Untuk mencapai kesempurnaan, menurut aliran ini,

Aliran Vajrayana merupakan aliran yang tumbuh dan berkembang di Tibet, memiliki pandangan tentang 5 kosmik dari 5 sifat kebuddhaan. Panca tattagatha.

Tambahan dari pemakalah pembanding: Nurjaman
Aliran Hinayana menekankan pada pencapaian Arahat sementara Mahayana menekankan pada pencapaian Boddhisatva. Ritual dan praktik sudah dijelaskan oleh pemakalah.

Sesi Tanya Jawab:
©       Nurhayati:
Dari masing-masing aliran, apakah ada tokoh-tokoh yang berperan dalam mendirikannya?
Noviah menjawab: tokoh-tokoh dari Mahayana adalah Buddhagosha dan Asvagosha, sementara dari Hinayana belum mendapatkan referensi yang memadai.
Ida menjawab: tokoh aliran Tantrayana adalah Guru Lama yang tadi sudah disebutkan, yang pertama kali mengajarkan Tantra kepada manusia. Sementara untuk aliran Mantrayana dan Vajrayana, juga belum menemukan tokoh-tokoh central yang berperan.
©       Laila:
1.      Apa yang dimaksud dengan esoterik dalam aliran Tantrayana?
Ida menjawab aliran esoterik adalah aliran rahasia yang diajarkan secara sembunyi-sembunyi.
2.      Sejak kapan adanya aliran Hinayana dan Mahayana?
Ifa menambahkan bahwa aliran-aliran tersebut mulai dibicarakan pada konsili kedua Agama Buddha. Konsili pertama digelar seminggu setelah wafatnya Sang Buddha yang membicarakan tentang penggunaan Vinaya Pittaka. Sementara konsili kedua diadakan seratus tahun kemudian, yang membicarakan tentang adanya aturan-aturan Bhisku dalam vinaya pittaka, karena adanya fenomena tentang bhiksu yang meminta-minta kepada masyarakat. Dari pembahasan ini terbentuklah dua aliran yakni Hinayana dan Mahayana.
©       Ika Wahyu Susanti
1.      Pertanyaan untuk Ida yaitu ada tiga aliran yang merupakan bagian dari Mahayana, yaitu Tantrayana, Mantrayana, dan Vajrayana; apakah perbedaan dari masing-masing aliran tersebut?

2.      Apa yang dimaksud dengan panca tatthagatha?
Pancatattagatha merupakan ajaran tentang lima Buddha terdahulu. Hal ini berkaitan dengan lima buddha sebelum Sidharta Gautama.
Ati menambahkan: bahwa masing-masing buddha memiliki wilayahnya sendiri-sendiri, sekarang ini, Sidharta Gautama merupakan Buddha dunia. Terdapat sifat-sifat kebudhaan lainnya seperti dani buddha yang mengatur tentang alam. Dan sebagainya.
©       Fitri
Pemakalah tidak menjelaskan sejarah masing-masing aliran. Pertanyaannya adalah bagaimana latarbelakang sosial dan politik muncul-nya aliran-aliran dalam agama Buddha?
©       Ifa
1.      Bagaimana latar belakang sosial dan politik munculnya aliran-aliran dalam agama Buddha?
2.      Perbedaan antara Hinayana dan Mahayana di power point menyebutkan bahwa antara Hinayana dan Mahayana memiliki perbedaan interpretasi terhadap paticca samupada, bagaimana perbedaannya?
3.      Apa yang dimaksud dengan pluralistik Hinayana dan Non-dualistik Mahayana?
4.      Tantrayana merupakan bagian dari Mahayana, apa yang membedakan antara Tantrayana dari Mahayana? Kenapa terpecah?
Jawaban Noviah:
Adanya aliran-aliran dalam agama Buddha terbentuk pada konsili kedua. Tokoh dari Hinayana adalah Stavira yang berpendapat bahwa ajaran Buddha harus dijaga kemurniannya; pemikirannya bersifat fundamentalis atau ortodoks, karena cenderung tidak bersedia menerima perubahan dalam agama Buddha. Sementara Mahasartika lebih liberal yang berpendapat bahwa Buddha harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitarnya. Ia berpegang pada perkataan Ananda bahwa: “Jika ada bagian dari Sangha yang dapat diubah, maka boleh diubah, akan tetapi jangan sampai merubah pokok ajaran Buddha”
Ika: bahwa staviravada dan mahasartika merupakan perkumpulan jemaat; bukan nama orang.
Fitri: kondisi sosialnya seperti apa? apakah politik juga mempengaruhi?
Ifa: Hinayana menekankan bahwa dharma itu murni untuk diri sendiri, sementara Mahayana berpendapat menekankan pada bagaimana agar dharma tersebar luas dan semua orang dapat mempelajari dan mempraktikkan dharma.
Mahayana berpegang pada perkataan Ananda bahwa: “Jika ada bagian dari Sangha yang dapat diubah, maka boleh diubah, akan tetapi jangan sampai merubah pokok ajaran Buddha”

©       Muhyidin
1.      Tantra secara etimologis berarti menenun, sementara Tantrayana merupakan ajaran esoterik, apa antara antara esoterik dan menenun? Apa makna esoterik yang sebenarnya? Praktik esoterik seperti apa?
Esoterik seperti yang tadi sudah dijelaskan merupakan ajaran yang bersifat rahasia. Sementara kaitannya dengan menenun adalah, bahwa menenun mengacu pada praktik-praktik esoterik dalam agama Buddha. Sehingga menenun semacam ekspresi dari esoterik tersebut.
2.      Penganut Hinayana berpendapat bahwa meditasi merupakan “jalan terpendek” untuk mencapai pencerahan. Apa yang dimaksud dengan jalan terpendek? Mengapa disebut sebagai jalan terpendek?
Jalan terpendek ini maksudnya dibandingkan dengan aliran lain, karena pada Aliran Mahayana, terdapat upacara-upacara dan ritual-ritual keagamaan, sementara dalam aliran Hinayana, hal tersebut tidak dilakukan. Mereka hanya menitikberatkan pada meditasi dalam upaya mencapai pencerahan.
©       Arief
Dalam film Kera Sakti, bhiksu Tong Samchong (mohon maaf kalau salah penulisan nama) sering mengucapkan amitabha. Apa makna ‘amitabha’, kenapa kata ini yang paling populer? Mohon dijelaskan!
Pertanyaan ini sudah dijawab pada diskusi minggu sebelumnya oleh Mba Ati J
©       Sapril
Bagaimana kondisi sosial dan politik yang melatarbelakangi munculnya berbagai aliran tersebut?
Hal ini sama dengan yang ditanyakan oleh Fitri dan Ifa. Jadi jawabannya bisa dilihat di atas. :D

0 comments:

Post a Comment