Dalam beberapa hal, Dogen sangat berbeda dengan Eisai. Dilahirkan dari
sebuah keluarga dari garis keturunan terhormat, Dogen mengalami tragedi
kehilangan kedua orang tuanya di usia yang sangat muda. Menyadari kefanaan
dunia ini, pada usia 13 tahun, Dogen memasuki Biara Tendai di Pegunungan Hiei.
Pencariannya terhadap “kepastian” dalam mencapai Kebuddhaan mengantarkannya
keluar dari Pegununangan Hiei, pertama ia datang pada guru Pure Land, dan
kemudian Myozen, salah seorang murid dari Eisai. Pada 1223, Dogen pergi ke
Cina, masih dengan misi yang sama, mencari seseorang yang benar-benar telah
mencapai pencerahan, dan pada kesempatan itu ia bertemu dengan Ju-ching,
seorang Master Ch’an pada Biara T’ien-t’ung. Dibawah bimbingan Ju-Ching, Dogen
mencapai “pencerahan”. Kemudian ia kembali ke Jepang pada tahun 1227, mencoba
mentransmisikan capaian penglihatan batin barunya tanpa membangun sekte yang
baru. Bagaimana pun tradisinya dengan cepat membentuk satu sekte atau aliran
independen yang dikenal dengan Soto (bahasa Jepang dari Ts’ao-tung).
Aliran Soto ini menekankan pada praktik Shinkataza, yaitu
sekedar duduk. Istilah ini pertama kali digunakan oleh guru dari Dogen dan
secara literal berarti, “nothing but (shikan) precisely (da) sitting (za).”
Dengan kata lain, maksud Dogen adalah, “hanya melakukan zazen dengan sepenuh
hati” atau “menyatukan pikiran dalam duduk”.[1]
Shinkataza mengimplikasikan “sekedar duduk”. Steve Hagen mendeskripsikan kata
bahasa Jepang dari empat bagian: shi berarti tranquility, kedamaian; kan
berarti awareness, kesadaran; ta berarti hitting exactly the right spot (note
one atom off), mengenai titik yang sangat tepat (tidak satu atom pun luput);
dan za berarti duduk.
Sebuah terjemah dari shinkataza ditawarkan oleh Kobun Chino
Otogawa memberikan beberapa pandangan tambahan: shikan berarti murni, satu dan
hanya untuk itu. Ta merupakan kata yang sangat kuat, yang menunjukkan aktivitas
keberpindahan. Ketika kau memukul, gerakan tersebut disebut ta. Dan za memiliki
makna yang sama dengan zazen, duduk. (Shikan
means pure, one, only for it. Ta is a very strong word. It shows moving
activity. When you hit, that movement is called ta, so strike is ta. Za is the
same as in the word zazen, sitting.)[2]
0 comments:
Post a Comment